PCOS (Polycystic Ovary Syndrome), merupakan salah satu penyebab utama infertilitas pada wanita. Ia mempengaruhi 6-12% wanita usia reproduktif di Amerika Serikat. Wanita yang memiliki PCOS terkadang resisten terhadap insulin, dimana tubuh mereka dapat membuatnya namun tidak bisa menggunakannya secara efektif, sehingga meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Mereka yang memiliki PCOS, juga memiliki level hormon androgen yang tinggi (hormon pria yang juga dimiliki wanita), yang dapat menghentikan pelepasan sel telur (ovulasi) dan menyebabkan jadwal menstruasi yang tidak teratur, munculnya jerawat, kulit kepala menipis, dan pertumbuhan rambut yang berlebihan di area wajah dan tubuh. PCOS juga dikaitkan dengan depresi dan gangguan kecemasan, meski hubungannya belum sepenuhnya dipahami.
Gejala
Wanita dengan PCOS dapat memiliki masalah kesehatan yang serius dibawah ini, khususnya jika mereka kelebihan berat badan :
- Diabetes – lebih drai setengah wanita dengan PCOS, mengembangkan diabetes tipe 2 pada umur 40.
- Diabetes gestasional – diabetes saat hamil akan memberi risiko bagi ibu dan bayi dan dapat menyebabkan munculnya diabetes tipe 2 di kemudian hari, baik pada ibu maupun bayinya.
- Penyakit jantung – risiko meningkat seiring bertambahnya umur.
- Tekanan darah tinggi – dapat menyebabkan kerusakan jantung, otak dan ginjal.
- LDL tinggi dan HDL rendah – meningkatkan risiko penyakit jantung.
- Sleep apnea – gangguan yang menyebabkan berhentinya napas saat tidur, risikonya meningkat pada pengidap penyakit jantung dan diabetes tipe 2.
- Stroke – plak (kolesterol dan sel darah putih) yang menyumbat pembuluh darah dan membuat darah membeku.
- Gangguan emosi.
- Sindrom metabolik, sekelompok faktor risiko penyakit jantung dan diabetes.
- Hiperplasia endometrium – kondisi dimana lapisan rahim terlalu tebal, dan kanker endometrium.
Penyebab
Penyebab pasti dari PCOS belum diketahui. Mayoritas para ahli berpendapat bahwa hal ini disebabkan dari beberapa faktor, termasuk genetik, yang memainkan peran sebagai berikut :
- Tingginya level androgen. Androgen kadang disebut sebagai “hormon pria”, meski semua wanita memiliki hormon ini dalam jumlah sedikit. Androgen mengontrol perkembangan sifat laki-laki, seperti kebotakan pada pria. Wanita dengan PCOS memiliki hormon androgen lebih banyak dari jumlah normalnya. Tingkat androgen yang tinggi pada wanita dapat mencegah ovarium melepaskan sel telur (ovulasi) selama siklus menstruasi, dan menyebabkan pertumbuhan berlebih pada rambut (terutama di wajah dan tubuh) dan jerawat.
- Tingginya level insulin. Insulin adalah hormon yang mengontrol perubahan dari makanan yang kita makan, menjadi energi. Resisten insulin adalah saat dimana sel tubuh tidak merespon insulin secara normal. Hasilnya, insulin dalam darah menjadi lebih tinggi dari kondisi normal. Kebanyakan wanita dengan PCOS memiliki resisten insulin, khususnya yang memiliki berat badan berlebih, kebiasaan makan yang tidak sehat, aktivitas fisik yang tidak cukup, dan memiliki riwayat diabetes pada keluarga.
Bisakah hamil bila memiliki PCOS?
Wanita yang memiliki PCOS tetap bisa hamil. Memiliki PCOS bukan berarti tidak bisa hamil, meski memang ini salah satu penyebab utama infertilitas pada wanita, namun PCOS bisa diobati. Pada pengidap PCOS, terjadi ketidakseimbangan hormon, yang mengganggu pertumbuhan dan pelepasan sel telur dari ovarium (ovulasi). Lain halnya jika seorang wanita tidak ovulasi, barulah tidak bisa hamil.
Dokter akan membantu wanita dengan PCOS, dengan cara membantu ovulasi dan meningkatkan kemungkinan untuk hamil. Kita juga bisa menggunakan kalkulator ovulasi, untuk melihat kapan masa subur berlangsung.
Sumber :
- Center for Disease Control and Prevention. PCOS (Polycystic Ovary Syndrome) and Diabetes. 2020.
- National Institute of Child Health and Human Development. About Polycystic Ovary Syndrome. 2017.
- Office on Women’s Health. Polycystic Ovary Syndrome. 2019.
- Office on Women’s Health. Ovulation Calculator. 2019.