Kusta: Pemendekan Hingga Hilangnya Jari

Kusta: Pemendekan Hingga Hilangnya Jari

Kusta disebut juga penyakit Hansen, dimana penyakit ini sudah dikenal sejak jaman kuno. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang bernama Mycobacterium leprae dan sifatnya menular. Orang yang tertular, biasanya telah menghirup tetesan udara dari batuk dan bersin individu yang terkena, atau dengan bersentuhan dengan cairan hidung mereka. Namun, penyakit ini tidak terlalu menular, dan sekitar 95% orang yang terpapar Mycobacterium leprae tidak pernah mengalami kusta. Infeksi ini dapat ditularkan pada semua usia, tanda dan gejalanya dapat muncul beberapa bulan hingga 20 tahun.

Sekitar 250.000 kasus baru kusta terdiagnosis setiap tahunnya. Kondisi  ini terjadi di seluruh dunia, namun paling sering terjadi di India, Brasil, dan daerah lain dengan iklim hangat.

Kusta menyerang kulit dan saraf tepi yang menghubungkan otak dan sumsum tulang belakang ke otot dan sel sensorik yang mendeteksi sensasi seperti sentuhan, nyeri, dan panas. Kebanyakan individu yang terkena, akan memiliki area kerusakan kulit dan masalah dengan fugsi saraf, namun tingkat keparahan dan luasnya masalah sangat bervariasi.

Kusta terjadi pada suatu spektrum, dimana bentuk yang paling parah disebut multibasiler atau lepromatosa, dan bentuk yang paling ringan disebut paucibacillary atau tuberculoid. Kusta multibasiler biasanya melibatkan sejumlah besar lesi kulit, termasuk kerusakan permukaan dan benjolan bawah kulit (nodul).

Jaringan lembab yang melapisi bukaan tubuh seperti kelopak mata dan bagian dalam hidung, serta mulut, juga dapat terpengaruh sehingga menyebabkan kehilangan penglihatan, kerusakan jaringan hidung, atau gangguan bicara. Beberapa kasus ada yang mengalami kerusakan pada organ dan jaringan internal.

Kerusakan saraf yang terjadi pada kusta multibasiler sering menyebabkan tangan dan kaki kurang sensasi. Cedera berulang yang tidak diketahui dan tidak diobati karena kurang sensasi ini, dapat menyebabkan reabsorpsi jari tangan atau kaki yang terkena tubuh, sehingga akan menyebabkan pemendekan atau hilangnya jari -jari tangan.

Dalam bentuk kusta apapun, episode yang disebut reaksi dapat terjadi, dan dapat menyebabkan kerusakan saraf lebih lanjut. Episode dapat mencakup reaksi pembalikan, yang melibatkan rasa sakit dan pembengkakan pada lesi kulit dan saraf di tangan dan kaki. Orang dengan bentuk kusta yang lebih parah dapat mengembangkan jenis reaksi yang disebut eritema nodosum leprosum (ENL). Episode ini melibatkan demam dan nodul kulit yang menyakitkan. Selain itu, saraf yang nyeri dan bengkak bisa terjadi. ENL juga dapat menyebabkan peradangan pada persendian, mata, dan testis pada pria.

Respons awal tubuh yang tidak spesifik terhadap orgaisme (respons imun bawaan) adalah garis pertahanan pertama yang melawan Mycobacterium leprae. Jika diikuti oleh respon sistem imun yang spesifik terhadap infeksi Mycobacterium leprae yang membatasi penyebaran bakteri, seseorang mungkin hanya sampai di spektrum paucibacillary yang tidak terlalu parah, atau bahkan tidak mengalami kusta sama sekali.

Sebaliknya, jika sedikit atau tidak ada respon imun adaptif yang terjadi, bakteri dapat menyebar secara luas di tubuh, melalui kuit dan masuk ke saraf tepi, hingga kadang ke jaringan yang lebih dalam, yang mengarah ke tanda dan gejala kusta multibasiler yang lebih parah.

Variasi pada gen yang berhubungan dengan sistem kekebalan juga mempengaruhi kemungkinan mengembangkan episode reaksi. Reaksi terjadi ketika sistem kekebalan menimbulkan peradangan sebagai respons terhadap bakteri mati yang masih ada di dalam tubuh.

Gen yang terlibat dalam penyakit kusta memberikan instruksi untuk membuat protein yang terlibat dalam proses sistem kekebalan seperti pengenalan bakteri, pensinyalan sistem imun, inisiasi peradangan oleh sistem imun bawaan, dan produksi oleh sistem imun adaptif protein (antibodi) khusus untuk Mycobacterium leprae. Efek gabungan dari variasi gen, serta faktor nongenetic yang belum diketahui dengan baik, menentukan efektifitas proses ini dan kerentanan seseorang terhadap kusta.

Namun demikian, kusta bukanlah penyakit yang diturunkan, tetapi orang dapat mewarisi peningkatan risiko tertular jika terpapar bakteri Mycobacterium leprae. Kerentanan cenderung terjadi dalam keluarga, namun pola pewarisannya belum diketahui.

Sumber : Genetics Home Reference. Leprosy. 2018.

Leave a Reply

Close Menu