Harga Emas Akan Terus Naik? Waktu Tepat Beli atau Jual? (Analisis dari 2025 hingga 2026)
INVESTASIBREAKING NEWS


Beberapa waktu terakhir, pasar emas telah mengalami pergeseran yang signifikan. Setelah kenaikan harga yang luar biasa menembus batas $3.000 per troy ons pada Maret dan bahkan $4.000 pada Oktober banyak investor mempertanyakan apakah tren ini akan berlanjut. Selain itu, kapan saat yang tepat untuk menjual atau membeli? Mari kita lihat proyeksi dan analisisnya.
Reli Emas Mengubah Karakter
Harga emas telah melonjak hingga mencapai rekor tertinggi baru-baru ini di $4.381 per ons. Kenaikan ini disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk ketidakpastian tarif AS, konflik politik, dan fenomena pembelian karena takut ketinggalan (FOMO).
World Gold Council menyatakan bahwa sifat reli emas terbaru telah berubah. Jika sebelumnya didorong oleh pembeli setia dari negara berkembang, sekarang didorong oleh spekulator dan investor Barat. Akibatnya, pasar menjadi lebih tidak pasti dan tidak stabil.
Konsolidasi yang Baik Setelah Puncak
Setelah mencapai puncaknya, harga emas sempat turun tajam, turun 5% setiap hari, yang merupakan penurunan harian terbesar dalam lima tahun. Setelah lama berada di area "jenuh beli", indikator teknikal seperti Relative Strength Index (RSI) juga kembali ke level "normal".
Namun, jangan terlalu panik. Analis seperti Carsten Menke dari Julius Baer melihat koreksi ini sebagai wajar dan bermanfaat setelah kenaikan yang begitu cepat dan curam. Harga emas saat ini masih cukup positif.
Faktor yang Mendukung Harga Emas di Masa Depan
Beberapa komponen dasar masih dapat mendorong harga emas:
1. Potensi Pemangkasan Suku Bunga AS: Salah satu faktor yang mendorong kenaikan harga emas adalah pemangkasan suku bunga Federal Reserve pada bulan September lalu. Meskipun inflasi masih di atas target dan pasar saham di rekor tertinggi, pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut mungkin terus mendorong harga emas.
2. Permintaan Safe Haven: Emas terus menjadi aset lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi dan kemungkinan gelembung pasar saham. Investor dapat menjual saham dan beralih ke emas jika pasar saham berbalik arah.
3. Pembelian Bank Sentral: Dalam beberapa tahun mendatang, diperkirakan bank sentral akan terus membeli emas, terutama dari negara berkembang. Meskipun harga emas sudah tinggi, aktivitas ini telah mendorong permintaan emas sejak akhir 2022. Namun, lajunya mungkin sedikit melambat.
Risiko dan Kemungkinan Perlambatan
Terlepas dari prospek yang cerah, ada beberapa bahaya yang perlu diperhatikan:
Pertama, dengan masuknya lebih banyak spekulator dan investor Barat, volatilitas meningkat. Ini membuat harga lebih rentan terhadap ayunan tajam.
Kedua, permintaan barang turun. Harga emas fisik dapat tertekan pada tahun 2026 jika investor berhenti mendorongnya. Terlihat dari penurunan impor emas di India dan China, peningkatan harga saat ini sudah mulai menekan permintaan perhiasan.
Ketiga, kemungkinan mendapatkan keuntungan. Untuk mengurangi risiko portofolio atau menjaga keuntungan, investor institusional atau bank sentral yang menguntungkan mungkin menurunkan kepemilikan emas mereka.
Proyek Harga Analis
HSBC menyatakan sikap yang agak "bullish". Mereka memperkirakan bahwa "gelombang bullish" akan menggerakkan harga emas hingga $5.000/oz pada tahun 2026. Perkiraan ini didasarkan pada peningkatan utang publik di seluruh dunia, risiko geopolitik, ketidakpastian kebijakan ekonomi, dan dampak dari pemain baru yang masuk ke pasar.
Selain itu, HSBC menaikkan perkiraan harga emas rata-rata untuk tahun 2025 menjadi $3.455 per ons dari $3.355 dan 2026 menjadi $4.600 per ons dari $3.950.
Jadi, kapan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual sesuatu?
Meskipun pasar emas saat ini sangat tidak stabil, proyeksi analis menunjukkan kemungkinan kenaikan lebih lanjut. Tidak ada yang tahu kapan masuk atau keluar.
Katakan apa tujuan investasi Anda, profil risiko Anda, dan strategi Anda. Penurunan harga saat ini bisa dilihat sebagai peluang untuk menambah posisi secara bertahap jika Anda investor jangka panjang. Namun, jika Anda trader jangka pendek, Anda dapat memanfaatkan volatilitas tinggi ini dengan manajemen risiko yang ketat.
Yang terpenting adalah tetap memantau pasar, memahami faktor penggerak harga, dan menghindari membuat keputusan hanya karena FOMO atau panik.
