Graves: autoimun penyebab tiroid terlalu aktif
Ilustrasi Penyakit Graves. gambar : klikdokter.com

Graves: autoimun penyebab tiroid terlalu aktif

Penykait Graves adalah salah satu kelainan autoimun yang menyebabkan hipertiroidisme, atau tiroid yang terlalu aktif. Penyakit ini membuat sistem imun tubuh, menyerang tiroid dan menyebabkan dihasilkannya hormone tiroid yang lebih banyak daripada yang dibutuhkan tubuh. Tiroid merupakan kelenjar kecil berbentuk kupu-kupu terletak di depan leher. Hormone tiroid mengontrol cara tubuh dalam menggunakan energi, sehingga mempengaruhi hampir setiap organ di tubuh.

Bila tidak ditangani, hipertiroidisme dapat menyebabkan masalah serius pada jantung, tulang, otot, siklus menstruasi, dan kesuburan. Selama kehamilan, hipertiroidisme yang tidak ditangani dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi ibu dan bayi. Penyakit ini juga dapat mempengaruhi mata dan kulit.

Graves umumnya menyerang orang yang berusia antara 30 dan 50, tetapi bisa saja terjadi pada segala usia. Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita 7-8x , dibandingkan pria. Risiko seseorang terkena penyakit Graves akan meningkat jika ada anggota keluarga yang memilikinya. Orang yang memiliki penyakit autoimun, lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit ini, dibandingkan yang tidak. Kondisi yang berkaitan dengan penyakit Graves diantaranya :

  • Rematoid artritis, kondisi yang mempengaruhi persendian dan terkadang sistem tubuh lain.
  • Anemia pernisiosa, kondisi yang disebabkan karena kurang vitamin B12.
  • Lupus, gangguan krois yang dapat mempengaruhi banyak bagian tubuh.
  • Penyakit Addison, kelainan hormonal
  • Penyakit Celiac, gangguan pencernaan
  • Vitiligo, kondisi dimana beberapa bagian kulit tidak berpigmen,
  • Diabetes tipe 1

Bila tanpa pengobatan, Graves dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, termasuk detak jantung tidak teratur yang menyebabkan pembekuan darah, tulang menipis dan osteoporosis, stroke, gagal jantung, dan masalah terkait jantung lainnya, penyakit mata yang disebut Graves opthalmopathy atau Graves orbitopathy. Penyakit mata tersebut dapat menyebabkan penglihatan ganda, sensitivitas cahaya, dan nyeri mata. Jarang sekali menyebabkan kehilangan penglihatan.

Pada ibu hamil, kadar hormone tiroid ynag sedikit tinggi, biasanya tidak menjadi masalah. Tetapi hiertiroidisme yang lebih parah dan tidak diobati, bisa mempengaruhi ibu dan janin. Bila memiliki penyakit Graves, pastikan dahulu bahwa hipertiroidisme terkendali sebelum hamil.

Gejala dari penyakit graves biasanya memiliki gejala umum hipertiroidisme, seperti:

  • Detak jantung cepat dan tidak teratur
  • Sering buang air besar atau diare
  • Gondok
  • Intoleransi panas
  • Gugup atau lekas marah
  • Kelelahan atau kelemahan otot
  • Tangan gemetar
  • Kesulitan tidur
  • Penurunan berat badan

Jarang pada pengidap Graves mengalami penebalan kulit yang kemerahan pada di area tulang kering, kondisi yang disebut miksedema pretibial atau dermopati Graves. Sedangkan pada Graves orbitopathy, menyebabkan kelopak mata tertarik ke dalam, menyebabkan mata melotot, penglihatan ganda, dan bengkak sekitar mata.

Para peneliti belum yakin apa penyebab Graves, dan mengapa beberapa orang dapat mengalami gangguan autoimun, termasuk Graves. Gangguan ini kemungkinan terjadi akibat kombinasi gen dan pemicu dari luar seperti virus.

Orang dengan penyakit Graves, sistem kekebalannya membuat antibodi yang disebut immunoglobulin perangsang tiroid (TSI) yang menempel pada sel tiroid. TSI bertindak seperti hormone perangsang tiroid (TSH), yaitu hormone yang dibuat di kelenjar pituitary yang memberitahu tiroid berapa banyak hormone yang harus dibuat. TSI menyebabkan tiroid membuat terlalu banyak hormone tiroid.

Penyakit Graves didiagnosis berdasarkan gejala dan temuan selama pemeriksaan fisik. Selan tes darah, petunjuk lain bahwa hipertiroidisme disebabkan oleh graves tandanya, tiroid membesar; tanda gangguan mata pada penyakit Graves; dan riwayat keluarga.

Bila diagnosis masih belum pasti, dokter mungkin akan meminta pemeriksaan darah atau pencitraan lain untuk memastikan. Tes darah dapat mendeteksi TSI, namun pada kasus penyakit graves ringan, TSI mungkin tidak muncul pada darah pasien. Langkah selanjutnya yaitu tes pencitraan menggunakan dosis kecil yodium radioaktif yang aman.

Tes serapan yodium radioaktif, yaitu tes yang mengukur jumlah yodium yang dikumpulkan tiroid dari aliran darah. Jika tiroid mengumpulkan yodium dalam jumlah besar, kemungkinan seseorang menderita penyakit Graves.

Adapaun pemindaian tiroid merupakan prosedur yang menunjukkan bagaimana dan di mana yodium didistribusikan di tiroid. Bila memiliki penyakit Graves, seluruh tiroid terlibat, sehingga yodium muncul di seluruh kelenjar.  

Sumber : National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease. Graves’ Disease. 2017

Leave a Reply

Close Menu