7 Kekurangan Menabung di Bank, Wajib Tahu

KEUANGAN PRIBADI

10/25/20222 min read

7 Kekurangan Menabung di Bank
7 Kekurangan Menabung di Bank

Menabung di bank memang jadi kebiasaan umum yang banyak dilakukan orang. Banyak yang percaya kalau menabung di bank itu aman dan praktis. Tapi, kamu tahu nggak sih kalau sebenarnya ada beberapa kekurangan menabung di bank yang sering kali terlewatkan?

Artikel ini akan mengajak kamu untuk melihat sisi lain dari kebiasaan menabung di Bank. Penting banget untuk tahu kelemahan menabung di bank supaya kamu bisa mengambil keputusan finansial yang lebih tepat.

1. Bunga Tabungan yang Sangat Rendah

Kalau kamu harap menabung di bank bisa bikin uang kamu besar dengan cepat, mungkin kenyataannya akan bikin kamu kecewa. Bunga yang diberikan oleh bank pada tabungan konvensional cenderung sangat rendah.

Bahkan sering kali bunga tersebut tidak jauh dari angka inflasi yang sedang berjalan. Akibatnya, nilai uang kamu malah bisa makin berkurang dalam waktu tertentu.

2. Biaya Administrasi yang Tidak Kecil

Satu hal yang kadang bikin jengkel adalah biaya administrasi bulanan yang dipotong langsung dari saldo tabungan kamu. Sering kali, biaya ini tidak disadari dan dianggap remeh oleh pemilik tabungan.

Padahal, potongan ini secara signifikan mengurangi jumlah uang yang kamu tabung, apalagi kalau saldo tabungan kecil atau jarang ditambah.

3. Risiko Godaan Konsumtif karena Akses Mudah

Kelemahan menabung di bank lainnya ada di sisi psikologis. Dengan kartu debit, mobile banking, dan e-wallet, uang jadi gampang banget dipakai. Kadang niatnya nabung, tapi karena uang selalu ada di genggaman, justru bikin boros.

Misalnya, kamu lihat promo flash sale, tinggal klik dan saldo rekening langsung terpotong. Kalau uang disimpan di celengan, mungkin kamu masih mikir dua kali karena harus pecahkan dulu. Jadi, kemudahan akses ini bisa jadi pedang bermata dua.

4. Syarat dan Ketentuan yang Kadang Merepotkan

Beberapa rekening tabungan punya syarat minimal saldo mengendap. Artinya, ada nominal tertentu yang tidak bisa kamu tarik. Misalnya Rp50 ribu atau Rp100 ribu. Kalau saldo di bawah itu, rekening bisa dianggap tidak aktif.

Selain itu, ada aturan tertentu seperti biaya dormant kalau rekening jarang dipakai. Ini sering bikin orang kaget, karena tidak semua nasabah paham detail peraturan sejak awal buka rekening.

5. Tidak Cocok untuk Investasi Jangka Panjang

Menabung di bank cocok untuk dana darurat atau kebutuhan harian, tapi bukan pilihan tepat untuk investasi jangka panjang. Kenapa? Karena bunga tabungan kalah jauh dibanding instrumen lain seperti deposito, reksadana, atau saham.

Kalau tujuanmu adalah mengembangkan kekayaan, rekening tabungan tidak bisa diandalkan. Tabungan lebih ke tempat parkir uang yang aman dan likuid, bukan sarana investasi.

6. Ada Risiko Data dan Keamanan Digital

Meski bank punya sistem keamanan ketat, tetap ada risiko kejahatan digital seperti phishing, skimming ATM, atau penipuan online. Data nasabah bisa disalahgunakan jika tidak hati-hati.

Kasus penipuan lewat SMS atau WhatsApp mengatasnamakan bank sudah sering terjadi. Uang bisa raib kalau nasabah tidak sadar memasukkan data ke situs palsu. Jadi, keamanan bukan cuma tanggung jawab bank, tapi juga pengguna.

7. Nilai Tukar yang Kurang Kompetitif untuk Transaksi Valas

Jika kamu sering bertransaksi menggunakan mata uang asing, misalnya menerima pembayaran dari luar negeri, belanja di situs internasional, atau mengirim uang untuk keluarga, kurs jual-beli valuta asing di bank konvensional umumnya kurang menguntungkan.

Ini berarti kamu akan mendapatkan rupiah yang lebih sedikit saat menukarkan dolar, atau membutuhkan rupiah yang lebih banyak untuk membeli dolar.

Untuk transaksi kecil mungkin tidak terasa, tapi untuk jumlah besar, selisihnya bisa sangat signifikan.

Penutup

Mimin nggak bilang menabung di bank itu buruk ya. Tapi penting buat kamu tahu bahwa kelemahan menabung di bank juga nyata dan bisa berdampak pada kondisi keuanganmu.

Solusinya? Sesuaikan jenis tabungan dengan tujuan finansial kamu. Gunakan fitur-fitur digital dengan bijak. Dan jangan taruh semua dana di satu tempat. Diversifikasi penting, termasuk nabung, investasi, dan simpanan darurat dalam bentuk lain.

Artikel Terkait