5 Kekurangan Menabung di Celengan Ketimbang Rekening
KEUANGAN PRIBADI


Masih banyak orang yang lebih nyaman menabung di celengan. Entah itu karena alasan sederhana kayak nostalgia masa kecil, atau karena ngerasa lebih gampang dikontrol. Tapi kalau dilihat dari sisi finansial jangka panjang, ada cukup banyak kekurangan menabung di celengan dibandingkan dengan menabung di rekening bank.
Mimin bukan bilang menabung di rumah itu salah, ya. Tapi kalau tujuan keuanganmu ingin berkembang, ingin punya tabungan darurat, atau bahkan nabung untuk beli rumah atau kendaraan, kamu harus paham apa saja kekurangan menabung di celengan, biar nggak nyesel di kemudian hari.
1. Tidak Aman dari Risiko Kehilangan atau Kebakaran
Kamu simpan uang ratusan ribu sampai jutaan rupiah di kaleng biskuit bekas? Mungkin terdengar lucu, tapi banyak banget yang masih melakukannya. Dan risikonya? Besar.
Celengan di rumah tidak dijamin keamanannya. Risiko terbesar datang dari pencurian dan kebakaran. Kalau rumah kebakaran atau kemalingan, celenganmu bisa hilang seketika dan tidak bisa diklaim.
Sementara kalau kamu simpan di rekening, uangmu dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) sampai Rp2 miliar per nasabah per bank. Artinya, meski bank bangkrut pun, uangmu tetap aman.
2. Uang Tidak Berkembang Sama Sekali
Salah satu kekurangan utama menabung di celengan adalah: uang kamu mandek. Nggak tumbuh, nggak nambah. Kamu nggak akan dapat bunga, cashback, atau reward.
Bandingin dengan rekening tabungan, terutama yang punya fitur bunga tabungan atau deposito. Bahkan e-wallet sekarang banyak yang kasih cashback kalau kamu nyimpan saldo dan belanja dengan nominal tertentu.
Meskipun bunganya nggak besar, paling nggak uangmu berkembang sedikit demi sedikit. Sementara di celengan? Nilainya malah bisa turun karena inflasi.
3. Sulit Dilacak dan Tidak Ada Riwayat Transaksi
Pernah ngalamin uang di celengan tiba-tiba terasa kurang? Tapi kamu bingung karena nggak ada catatannya. Nah, ini yang bikin repot.
Menabung di celengan nggak punya sistem pelacakan. Kamu nggak tahu kapan terakhir kamu isi, kapan terakhir ambil, dan berapa total saldo sebenarnya. Banyak yang ngerasa celengan penuh, padahal isinya cuma 400 ribu.
Kalau kamu pakai rekening, semua transaksi tercatat otomatis. Bahkan lewat mobile banking, kamu bisa cek saldo dan histori pengeluaran kapan aja.
4. Rentan Tergoda untuk Diambil
Setiap hari kamu lihat, tiap butuh beli sesuatu tinggal congkel sedikit. Dan dari sedikit jadi banyak. Mimin yakin banyak yang relate.
Salah satu kekurangan menabung di celengan yang paling sering terjadi adalah tidak adanya “barrier” saat mau ambil uang. Berbeda dengan rekening yang butuh ATM, PIN, atau login aplikasi, celengan tinggal dibuka.
Akhirnya? Tujuan menabung nggak tercapai. Baru seminggu nabung buat beli gadget, minggu depannya uang udah habis buat jajan online.
5. Tidak Cocok untuk Tujuan Jangka Panjang
Menabung di celengan memang masih bisa kamu pakai buat kebutuhan kecil. Misalnya uang receh belanja, koin, atau simpanan kecil anak-anak.
Tapi kalau kamu punya tujuan besar kayak beli motor, rumah, atau dana darurat 6 bulan gaji, celengan bukan pilihan yang bijak.
Coba bandingkan dengan tabungan berjangka atau deposito. Selain lebih aman, kamu juga terikat secara sistem. Uangnya nggak bisa sembarangan ditarik.
Penutup
Mimin paham, sebagian dari kamu mungkin merasa lebih aman menabung di celengan karena bisa langsung dilihat fisiknya. Tapi kalau bicara efisiensi, keamanan, dan masa depan keuangan, rekening tabungan tetap lebih unggul.
Saran Mimin, kalau memang masih nyaman pakai celengan, gunakan untuk simpanan harian saja. Tapi untuk tujuan besar dan jangka panjang, segera pindahkan ke sistem yang lebih terjamin baik itu rekening bank, e-wallet, atau investasi ringan.