3 Hal Penting Mengenai Mers-CoV
Ilustrasi unta. Foto: Unsplash/Mariam Soliman

3 Hal Penting Mengenai Mers-CoV

Middle East Respiratory Syndrome (MERS) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Corona, pertama kali diidentifikasi pada tahun 2012 di Arab Saudi. Corona merupakan kelompok virus yang dapat menyebabkan sakit pada manusia, dari mulai flu biasa hingga SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome.

Ternyata selain di Arab Saudi, pada tahun yang sama 27 negara melaporkan adanya kasus MERS. Negara tersebut diantaranya Aljazair, Austria, Bahrain, Cina, Mesir, Perancis, Jerman, Yunani, Iran, Italia, Yordania, Kuwait, Libanon, Malaysia, Belanda, Oman, Filipina, Qatar, Korea Selatan/Republik Korea, Uni Emirat Arab, Inggris, Amerika Serikat dan Yaman.

Penularan

Pada dasarnya, MERS menular dari hewan ke manusia, tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi penularan antar manusia. Studi menunjukkan, manusia bisa tertular jika melakukan kontak (langsung maupun tidak langsung) dengan unta yang terinfeksi.

Ada kemungkinan, bahwa selain unta, ada hewan lain yang menjadi reservoir virus. Tetapi beberapa hewan seperti sapi, kambing, domba, kerbau, babi dan burung liar telah diuji dan memang tidak ditemukan virus MERS.

MERS-CoV tidak menular antar manusia dengan mudah, kecuali jika kontak dekat dengan pasien. Penularan antar manusia sangat terbatas, ditemukan biasanya di anggota keluarga pasien dan petugas kesehatan.

Gejala

Gejala MERS yang khas diantaranya demam, batuk, dan atau sesak nafas. Gejala pencernaan seperti diare juga ada. Pneumonia juga umumnya terjadi pada pasien, dan pada kasus yang berat bisa menyebabkan gagal nafas. Tetapi ada juga yang terinfeksi MERS namun tidak ada gejala.

Pada kasus parah, beberapa orang mengalami gagal ginjal. Virus ini menyebabkan penyakit lebih parah bagi lansia, yang memiliki penyakit kronis seperti ginjal, diabetes, kanker dan penyakit paru-paru. Tingkat kematian MERS sekitar 35%, namun sebenarnya mungkin lebih kecil, karena kasus ringan tidak tercatat dengan baik.

Vaksin dan Pengobatan

Hingga kini, belum ada vaksin atau obat khusus MERS. Beberapa vaksin memang masih dalam tahap pengembangan. Pengobatannya sendiri masih suportif, berdasarkan gejala klinis pasien.

Sumber : WHO. Frequently asked questions on Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS‐CoV). 2019

Leave a Reply

Close Menu